Keterampilan Dasar Fotografi
1. Diafragma
Diafragma
kamera (aperture ) kamera adalah ukuran seberapa besar lubang pada lensa
terbuka. Lubang ini befungsi sebagai “pintu” bagi cahaya untuk masuk kedalam
sensor kamera.
Aperture “ bukaan”
dalam dunia fotografi di ukur dalam satuan angka yang di lambangkan dengan
huruf F. Istilah aperture kamera dalam
dunia fotografi juga sering digunakan untuk menyatakan besarnya ukuran lubang
cahaya yang digunakan.
Ukuran yang digunakan
adalah :
F 16 : Bukaan terkecil
sampai F 1.4 : Bukaan terbesar. Aturan dalam Aperture adalah “Semakin besar
angkanya, maka semakin kecil bukaannya.”
Jadi, jika kita mau
menurunkan intensitas cahaya yang masuk maka kita harus memperkecil diafragma
(lubang cahaya). Cara memperkecilnya dengan mengubah settingan aperture ke
angka yang lebih tinggi.
Dan dalam diafragma ada hal
yang unik dan sering membingungkan pemula adalah nomor dalam setting bukaan
adalah terbalik dengan besarnya bukaan. Misalnya angka kecil berarti bukaan
besar, sedangkan angka besar berarti bukaan kecil. Contoh: f/1, f/1.4, f/2,
f/4. f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan seterusnya.
hasil
dari sesuai dengan nomor setting bukaannya seperti :
2.Iso / asa
ISO merupakan kemampuan yang dimiliki oleh kamera dalam menangkap sebuah cahaya. Dan juga bisa kita katakan bahwa ISO merupakan sisi sensitif dari sebuah kamera. Ini diukur dalam jumlah yang mungkin pernah anda lihat di film – 100, 200, 400, 800, dan lain-lain. Semakin kecil angka maka semakin rendah sensitivitas film dan semakin halus gambar yang diperoleh. Sensitivitas ISO pada sistem fotografi digital adalah indikator tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO standard kamera digital dari 100 sampai 12800. Semakin tinggi ISO maka semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya.
Angka yang di gunakan
ISO tidak bisa tetap karena ini tergantung produsen kamera menyediakan angka
berapa dan jumlahnya berapa. Sebagai contoh ada sebuah kamera yang menyediakan
angka ISO dari 80, 100, 200, 400, 800, dan 1600. Sementara kamera dari produsen
lebih banyak menyediakan angka ISO yang lebih variatif, mulai dari ISO 100,
200, 250, 350, 400, 500, 1000, dan 1600. Namun yang perlu kita pahami sebelum
mengatur ISO adalah mengenai keadaan dan kondisi cahaya objek Anda serta
kombinasinya dengan pengaturan lain seperti shutter
speed, whitw balance,Aperture dan flash
Iso berfungsi
untuk mengatur tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya untuk
menghasilkan gambar yang jelas dan tajam.
Contoh hasil gambar
menurut ukuran yg di pakai
3. shutter speed
Kata shutter atau rana yang artinya sebuah tirai di depan sensor kamera. Sedangkan speed artinya cepat / kecepatan. Jadi shutter speed adalah lamanya waktu sutter atau rana pada kamera terbuka atau lamanya sensor pada kamera melihat subjek yang akan di foto.
Shutter
Speed dalam kamera
ditandai dengan angka ½, 1/10, 1/100 dll. Semakin lama membuka maka semakin
banyak cahaya yang masuk namun apabila semakin singkat waktu rana membuka maka
cahaya yang masuk semakin sedikit pula.
Shutter speed dihitung dalam
ukuran detik – atau per detik. Semakin besar angka penyebutnya,
semakin cepat shutter speed. Contoh 1/1000 jauh lebih cepat dibandingkan
1/50. dan dalam kebanyakan kasus, kita akan lebih sering
menggunakan kecepatan 1/60, atau lebih
cepat. dan itu Akan sulit untuk mendapatkan hasil yang tajam apabila kita
menggunakan kecepatan yang lebih lambat (1/30, 1/15, dst) dikarenakan getaran
kamera ketika dipegang oleh tangan. Namun ketika kita mau menggunakan kecepatan
yang lebih lambat kita harus menngunakan tripot atau alat lain yang dapat
membuat posisi kamera lebih stabil.
dan Shutter
speed yang terdapat pada kamera biasanya memiliki pengaturan dengan angka dua kali lipat (dobel).
Contohnya: 1/500, 1/250, 1/125, 1/6, 1/30, 1/15, 1/8, dan seterusnya. Mengapa
dobel? Hal ini untuk mengingatkan bahwa jika Anda menurunkan kecepatan 1 stop,
cahaya yang tertangkap oleh kamera menjadi dua kali lipat dari sebelumnya,
begitupun sebaliknya. Setting shutter speed
sebesar 500 dalam kamera berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus)
detik. Sangat singkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak
15 detik, kita akan melihat tulisan seperti ini:
“15’’ Setting shutter speed di kamera biasanya dalam kelipatan 2, jadi
kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst.
Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih
pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200,
1/160 … dst.
Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus).
Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus).
Contoh :
sekilas tentang shutter speed, diafragma, dan iso pada kamera
Komentar
Posting Komentar